Reid mengetakan bahwa populasi yang terjadi di tanah-tanah partikelir di Jawa Tengah dan Jawa Timur akaibat dari struktur ekonomi kolonial. Struktur ini dibangaun oleh kolonialisme di Asia tenggara pada abad 16 dan abad 17.hal itu disebabakan karena Asia Tenggara sudah menjadi daerah urbanisasi global. Tetapi Chirtie berpendapat bahwa pola pertumbuhan dan populasi di Jawa Tengah dan Jawa Timur sudah terjadi sebelum masa kolonial.
Menurut data Arkeologis, Jawa telah melakukan perdagangan barang tambang pada abad ke-3 sebeleum masehi dengan daerah di sebelah utara Vietnam. Pada masa perdangan pulau Jawa memiliki peranan penting sebagai daerah “Indianisasi”. Kemudian data yang diambil dari demografi Jawa sendiri memiliki potensi sebagai pengekspor tembaga, piring, dan batu sebagai sumber ekonomi masyarakat Jawa.
Dalam artikel Christie yang diterbitkan oleh Southeast Asia Program Publications at Cornell University membagai dalam tiga pokok bahasan.
Pertama, perkambpungan awal dan kecenderungan demografi. Pada abad ke-9 sampai abad ke-14 manusia jawa tinggal diadaerah yang subur terutama dekat dengan gunung berapi dan delta sungai. Sebelum thaun 929 dominasi kerjaan terletak di daerah gunung berapi di jawa tenfgah, kemudian akibat dari serangan dari Sriwijaya kekuasaan politik dipindahkan ke timur di delta Sungai Brantas. Pusat kekuasaan yang berda di delta sungai brantas melahirkan kerajaan seperti Kediri, Singosari, dan Majapahit.
Dalam perkembangan yang terjadi antara Jawa Tengah dan jawa Timur memiliki kesamaan dalam mobilitas pusat kekusaan. Seperti perpindahan kekuasaan kerajaan-kerajaan di jawa Timur. Kerajaan-kerajaan di Jawa Timur selalu melakukan perpindahan antara pegunungan di Malang sampai pada lembah sungai Brantas, lebih tepatnya di sekitar Trowulan. Perpindahan tersebut mengikuti perubahan yang terus-menerus terjadi. Sebagai contoh adalah perkembangan daerah Sima. Sima merupakan daerah yang dipromosikan dan mendapatkan perlakuan khusus mengenai pajak. Sima terbentuk karena perpindahan fungsi hutan menjadi persawahan yang dibatasi oleh jalur utama atau sungai. Kemudian Sima juga dijadikan tempat untuk membangun candi.
Kedua, perkampungan dan kominitas. Bahasan ini menganai perkembangan kampung yang dimulai dengan wnua, thani/karaman, duwan/duhan i dalem thani, paraduwan/paraduhan, dan desa tau dapur. Wanua terbentuk dalam sebagai wilayah yang dibentuk oleh group-group pada masa awal pembukaan lahan. Group-group ini menetapkan batas-batas wilayah diantar group-group lainnya. Batas wilayah yang dibentuik merupakan batas lama seperti hutan, sungai, bukit, lembah dan sebagainya. Kemudian, wanua dipimpin oleh seorang landlord yang disebut sebagai karaman. Karaman sebagai pemimpin wanua dibantu oleh dewan pertimbangan yang disebut thani. Pada pertengahan abah ke-11 istilah thani diberikan bagi oranag yang memimpin duwan atau duhan, dusun kecil. Kemudian istilah thani berubah ketika zaman Belanda dengan menggunakan istilah desa yang memiliki arti area.
Penggunaan istilah-istilah yang berbeda-beda dalam penyebutan suatu tempat yang hampir sama menunjukkan terdapat perkembangan. Penyebutan yang berbeda-beda karena area yang dicakup memiliki keluasan wilayah yang besar. Desa-desa tersebut akan membentuk sebuah kerajaan yang dijadikan sebagai tempat administrasi dan akomodasi dari setiap demografi yang berbeda untuk mengakomodasi segala kebutuhan.
Ketiga mengenai desentralisasi ekonomi. Desentralisasi ekonomi perlu dilandasi bahwa setiap derah memiliki sumber daya alam yang berbeda-beda, namun perlu adanya distribusi untuk mencukupi segala kebutuhan. Ekonomi jawa sudah dibangun sejak lama. Jawa melakukan perdagangan tertuama dengan Cina. Perdagangan yang dilakukan yakni perdagangan emas dan perak. Barang dagangan dari cina meliputi keramik dan sutra. Hal itu menjadi bukti bahwa sudah terdapat jalur. Jalur perdagangan yang sudah terbentuk membentuk sebuah jaringan yang dikenal dengan istilah bakul. Bakul merupakan orang yang membeli barang dari petani kemudian dijual kepada konsumen dan menjual barang dari pasar satu ke pasar lainnya. Kemudian istilah bakul berkembang pada sekitar abad ke-10 dengan sebutan abangan bakulan atau abakul. Bakul dalam perdagangannya tidak ditentukan dengan ukuran jumlah, atau spesialisasi pasar. Bakul secara sederhana adalah orang yang mendistribusikan barang.
Pendistribusian barang dagangan inilah yang mengakibatkan terjadinya urbanisasi. Perlu digarisbawahi bahwa proses urbanisasi bukan suatu proses yang terjadi begitu saja namun urbanisasi terjadi karena pertumbahan penduduk dan ekonomi.
+ komentar + 1 komentar
KAMI SEKELUARGA TAK LUPA MENGUCAPKAN PUJI SYUKUR KEPADA ALLAH S,W,T
dan terima kasih banyak kepada AKI atas nomor yang AKI
beri 4 angka [1351] alhamdulillah ternyata itu benar2 tembus .
dan alhamdulillah sekarang saya bisa melunasi semua utan2 saya yang
ada sama tetangga.dan juga BANK BRI dan bukan hanya itu KI. insya
allah saya akan coba untuk membuka usaha sendiri demi mencukupi
kebutuhan keluarga saya sehari-hari itu semua berkat bantuan AKI..
sekali lagi makasih banyak ya AKI? bagi saudara yang suka PASANG NOMOR
yang ingin merubah nasib seperti saya silahkan hubungi KI JAYA,,di no (((085-321-606-847)))
insya allah anda bisa seperti saya?menang NOMOR 227 JUTA ,
PESUGIHAN DANA GAIB
PESUGIHAN UANG BALIK
DAN PESUGIHAN TUYUL
Posting Komentar